Hukum Ohm menyatakan hubungan antara arus yang melalui suatu konduktor dengan beda potensial antar kedua ujung konduktor [1], yang hubungan antar keduanya, ditambah koefisien kesebandingannya, dapat diingat secara visual dengan segitiga V-IR [2] atau menjalankan visualisasinya [3]. Hukum Ohm dapat pula dipelajari dengan pendekatan analogi mekanika dengan benda diskrit berupa partikel ataupun benda kontinu berupa fluida [4].
Hubungan antara antara arus listrik yang mengalir pada suatu konduktor dan beda potensial listrik antar kedua ujung konduktor yang disampaikan oleh George Simon Ohm dapat ditelusuri sampai pada karyanya [5], yang lebih dikenal dengan bentuk
\begin{equation}\label{eqn:ohm-law} V = IR, \end{equation}
dengan $V$ adalah beda potensial pada kedua ujung konduktor, $I$ arus yang mengalir melalui konduktor, dan $R$ adalah koefisien kesebandingan yang merupakan resistansi bahan konduktor, dikenal juga sebagai salah satu komponen elektronik bernama resistor. Satuan dari $V$ adalah volt atau V, satuan dari $I$ adalah ampere atau A, dan satuan dari $R$ adalah ohm atau ω. Bila suatu komponen listrik bersifat ohmik (mematuhi hukum Ohm) maka resistansinya harus tidak bergantung pada arus dan tegangan [1].
Arus mengalir dari potensial listrik yang lebih tinggi ke potensial listrik yang lebih rendah. Pada gambar berikut arus mengalir dari titik $a$ ke $b$.
Gambar 1. Arus $I_1$ mengalir melewati hambatan $R_1$ akibat adanya beda potensial adalah $V_a - V_b$.
Dari Gambar 1 dapat diperolah bahwa $V_a > V_b$ karena arus listrik $I_1$ mengalir dari titik $a$ ke titik $b$. Terdapat pula penggunaan notasi
\begin{equation}\label{eqn:vab} V_{ab} = V_a - V_b, \end{equation}
sehingga hubungan
\begin{equation}\label{eqn:vac} V_{ab} + V_{bc} = V_{ac} \end{equation}
dapat diperoleh. Kembali ke Persamaan \eqref{eqn:vab}, tegangan $V_{ab}$ ini adalah $V$ pada Persamaan \eqref{eqn:ohm-law} untuk Gambar 1 dan $I_1$ adalah $I$, serta $R_1$ adalah $R$.
— Sparisoma Viridi (@6unpnp) February 19, 2022